Semenjak 1 bulan lalu, Aksa deket sama cewek, Aksa jadi punya semangat lebih. Sekarang dia punya pekerjaan baru, mengisi hari-hari yang dulu sepi, telah berlabuhnya Armada hatinya disebuah pelabuhan hati, dan memberinya sebuah pekerjaan baru. Budak. Sekarang Aksa bak budak buat Ratna.
Kemana-mana dianterin, pulang dari kampus, cari makan, belanja, ke kamar mandi. Eh, kamar mandi iya gak ya? Pokoknya mereka kemana-mana udah bareng aja. Dimana lu ketemu sama Ratna, dalam radius maksimal 50 meter pasti disitu ada Aksa, begitupun sebaliknya.
Sayangnya, dalam hubungan percintaan mereka, Ratna punya kebiasan buruk. Dia suka nemplok kalau dibonceng Aksa. Entahlah, karena emang kebiasaan Ratna yang gitu, atau emang Aksa yang minta ditemplokin sama Ratna. Mereka lebih keliatan kayak Sambel Terong kampung kalau lagi boncengan pake motor.
"Mantep nih, Ratna udah klik sama gue" Lapor Aksa sama Rehan temen yang selaman ini dia keluhkan masalah percintaannya.
Aksa udah beberapa kali goncengan bareng Ratna waktu pulang kampus. Walaupun jaraknya lumayan jauh, tapi Aksa rela nganterin demi cintanya sama Ratna.
"Widih, cepet juga lu nyaploknya," balas Rehan terlihat senang mendengar kabar baik dari Aksa.
Aksa mengangguk sambil senyum-senyum sombong. Dia udah merasa menang atas hatinya Ratna. Ibarat Ratna itu sebuah Piala, Ratna udah dapet piala itu.
Aksa tak banyak tahu tentang masa lalu Ratna. Aksa hanya tau kalau dia adalah Ratna, cewek yang dia taksir, dan otw jadi pacarnya.
"Terus kapan lu mau nembak Ratna, Sa?" tanya Rehan.
Aksa mikir sebentar sambil menggaruk dagunya "Minggu depan kali ya?"
"Lebih cepat lebih baik," kata Rehan, seolah mendukung keputusan Aksa.
Aksa mengangguk tanda setuju.
Rehan tau, gimana Aksa kalau sama cewek. Dia serius, dan berlebih. Enggak, maksud gue disini, Aksa emang bener-bener berlebih.
Aksa nyari tempat makan yang bener-bener fancy, candle light dinner, dia udah survey dibeberapa tempat di Bogor. Dan ketemulah satu tempat rooftop, lalu Aksa juga memilih baju terbaik, dia sempatkan ke Jakarta cari kemeja merah. Menurutnya warna merah itu warna yang baik buat nembak cewek. Celana, sepatu, celana dalam juga dia cari yang baru, alasan terbesarnya adalah sebagai faktor pendukung biar Aksa PD.
Baju udah dicari sekarang Aksa cari parfum. Menurut artikel yang dibaca, bau seorang pria sangat berpengaruh terhadap seorang wanita, kalau bau badannya/parfumnya match, gak cewek udah bakalan kayak dihipnotis.
Setelah nemenin Aksa milih kesana kesini "Han," panggil Aksa.
Rehan mendekat.
"Gue gak punya duit ternyata, gue pinjem baju, celana, celana dalem sama sepatu lu aja ya?" pintanya sambil ngeliatin isi dompetnya.
Rehan hanya menghela nafas panjang "Tapi, celana dalemnya jangan, Sa. Ya kali ntar habis lu pinjem gue bayangin bokong lu sama bokong gue se-per-sempak-an!"
Aksa ketawa kecil.
"Terus, tempat makan yang lu pesen tadi gimana?"
Aksa menepuk jidat. Lalu dia menelpon tempat makan yang udah dia pesen, langsung dibatalin seketika.
" Terus lu mau makan dimana,Sa?"
Aksa diem bentar. Seperti sedang mikirin, lalu masang senyum yang masam.
--
Hari H tiba saat " Our first candle light dinner," kata Aksa sambil tersenyum ke Arah Ratna.
Angin malam yang dingin, dibawah bintang-bintang, dengan sebuah lilin diantara Aksa dan Ratna. Aksa ngajakin Ratna makan tempura dipinggir stadion Pakansari.
Untungnya Ratna gak terlalu bete, dia tetep menikmati. Ratna sama sekali gak rewel, dia seperti udah lumrah makan dipinggir jalan. Buat Aksa berpikir, nih cewek bisa gue ajakin susah seneng, pasti asik.
"Sa," kata Aksa lirih.
Ratna tidak begitu mendengarnya dan hanya merespon dengan mengankat alis sambil menatap Aksa.
"Anu.."
"Ha?? Kamu tau?"kata Ratna terkejut.
"Ha? Tau apa?"tanya Aksa bingung.
Ratna hanya menggeleng. Dia tau sepertinya Aksa gak ngerti apa yang dia maksud.
Aksa menghela nafas dalam. Menatap langit, makan sosis bakar yang dia pegang. Nyurut es teh, lalu sedikit menggoyangkan bahunya.
"Kamu maukan jadi pacar aku?" tanya Aksa dengan menatap Ratna serius.
Ratna terbatuk-batuk "Serius?"
Aksa mengangguk yakin.
"Kamu bakaln nerima aku apa adanya?"
Aksa mengangguk semakin yakin.
Ratna membenarkan posisi duduknya. Menghela nafas panjang-panjang, dan matanya mulai berkaca-kaca.
"To be honest, Sa, aku juga suka sama kamu," sejenak terjadi jeda. Perasaan Aksa bercampur aduk. Mulutnya udah mangap-mingkem "Tapi, apa kamu bisa nerima aku apa adanya?"
Aksa duduk tegap, dia menjawab dengan tegas "I can, you can trust me!"
"Ok, omongan lu gue rekam," Ratna mengambil HPnya menaruhnya di dompet, lalu mengeluarkan isi dompetnya. Ratna mengeluarkan KTP-nya lalu nunjukin ke Aksa.
"Ratno??!!" Kata Aksa terkejut, Aksa berdiri, tapi Ratna memegang tangan Aksa "Kamu nerima aku apa adanyakan?" tanya Ratna.
"Jadi yang selama ini nempel dipunggung aku?"
"Itu silicon," jawab Ratna sambil tersenyum.
"ARGGGHHH!!!!!!" dilepaskannya tangan Ratna, lalu Aksa mendorong Ratna, eh Ratno sampai terguling ke semak-semak. Aksa langsung kabur tanpa memperdulikan cewek, eh cowok rapuh itu.
"DASAR LAKI-LAKI BRENGSEK!!!" teriak Ratna.
"DASAR CEWEK, EH COWOK, EH, ARGGGHHH!!!" pikiran Aksa kacau.
Seketika Aksa gak masuk kampus sebulan, dia trauma, dan selama sebulan dia berusaha menyucikan punggungnya dari silicon Ratno. Aksa mengurung diri, dan sekarang sikapnya lebih hati-hati sama cewek.