Setelah berakhir dengan punggunya yang ternoda Aksa marah dengan Rehan. Dia mengutuk Rehan kalau ceweknya itu cowok,
"Gua kutuk cewek lu itu cowok!"
"Napa lu tiba-tiba gitu, Sa. Napa lu nyalahin gue, kan gue udah ngomong kalau gue gaktau apa-apa soal Ratna."
"Pokoknya cewek lu itu cowok!!"
Ada orang yang lebih keras kepala daripada orang yang sedang jatuh cinta, orang yang 'hampir jadian sama cewek jadi-jadian'. Ya, dialah Aksa.
Setelah selesai salah-salahan, Aksa mendapati pesan dari ibunya.
"Mas, kapan pulang?"
Aksa bisa dibilang jarang pulang. Selama 3 tahun merantau, tiap tahunnya Aksa mungkin cuman pulang 3-4 kali, kalau enggak waktu liburan semester, atau ada acara yang bener-bener penting Aksa gak bakalan pulang.
Alasannya simple, karena dia malu kalau pulang. Malu belum ada yang dibanggakan. Padahal mungkin aja, orang tua hanya ingin bertemu dengan anaknya sebelum Aksa kerja, sebelum berkeluarga, dimana waktunya akan habis untuk bekerja, dan mengurus keluarganya sendiri.
"Habis ujian, Bu, 2 bulan lagi,"balas Aksa.
"Minggu depan, ada libur hari senin sama selasa. Mas kan kuliah cuman sampai Kamis, kamu gakmau pulang hari Jum'atnya, ibu beliin tiket pulangnya"
Aksa membiarkan pesan itu, sampai akhirnya ibunya kembali menanyakan "Kalau mas repot, yaudah gakpapa :)"
"Iya, bu, mas pulang, makasih ya :)" Aksa memutuskan untuk pulang.
Minggu depannya Aksa pulang. Rumah Aksa berada jauh dari tempat kuliahnya. Aksa kuliah di Bogor, dan rumahnya ada di perbatasan antara Jawa Timur dan Jawa Tengah, di Ngawi.
Walaupun ibunya menawarkan tiket kereta yang paling mahal, atau pesawat, Aksa menolaknya dan memilih tiket yang murah aja. Dia gak mau terlalu membebani orang tuanya.
Aksa sampai dirumah dini hari. Kereta Aksa berangkat kamis siang, dan Aksa sampe jam 2 pagi.
"Anake ibuk seng ganteng dewe pulang," sambut Ibu Aksa sambil memeluknya dengan wajah masih terkantuk-kantuk. Lalu Aksa diminta duduk dimeja makan, dan ibunya membuatkan teh hangat.
"Makasih ya, Bu. Ibu tidur aja, masih ngantuk gitu,"pinta Aksa sambil menyeduh teh yang dibuat ibunya.
"Ibu tahajud dulu sekalian, nanti baru tidur,"Ibunya beranjak lalu kembali ke kamar. Bapak Aksa juga jarang pulang, karena kerja diluar kota. Aksa tinggal berempat bersama kakak, dan adik perempuannya, kecuali saat akhir pekan, lengkap personil keluarganya, karena Bapak selalu pulang Jum'at malam.
Setelah tehnya habis, Aksa langsung kekamarnya dan tidur.
"Mas..," seseorang dengan suara tak asing manggil Aksa.
"Ha? Siapa?" jawab Aksa kebingungan.
Terlihat Ratna si Ratno sedang membuatkan sarapan. Sekarang Ratno berkumis, makin terlihat jelas kalau dia adalah cowok. Mengedipkan mata, sambil melet-melet.
"ARRRRGGGHH!!!" Aksa terbangun dari tidurnya, dengan ibunya disampingnya.
"Heh, Mas, isuk-isuk kok glimpungan ae,"kata ibunya sambil menepuk pundak Aksa.
Aksa bangun, sambil mengusap matanya. Masih dalam keadaan setengah sadar. Masih dengan tatapan kosong, Aksa masih.
"Kamu kenapa mas?"
"Post Traumatic Stress Dissorder paling bu,"jawabnya sambil memegangi kepalanya.
"Apa itu mas?"
"Gaktau tuh, authornya yang nulis,"etdah gue yang salah "Dia paling juga asal ngomong, bu."
"Kamu habis ketipu ya?"tanya Ibunya.
"Lah kok tau?"
"Iya, dikasih tau author, mas."
"Etdah, author comel banget sih, dikit-dikit cerita ke emak gue!"keluh Aksa. Etdah,author napa jadi salah mulu disini.
Ibunya mendekatkan diri, lalu merangkulnya "Mas, kamu apa buru-buru cari pacar to?"
Aksa hanya menggelengkan kepala.
"Nahkan, kamu tuh ya, belum UGD."
"UGD?"
"Iya, Usia Gawat Darurat, belum di Usia Gawat Darurat buat cari pacarkan, mas? Kakak aja, baru punya habis lulus kuliah lo, kamu nanti mungkin kalau udah mau pensiun."
"Kok, jahat sih, Ibu."
"Canda, kalau kamu emang buru-buru nanti ibu pasangin Baliho di perempatan jalan Kartonyono, minta tolong SCTV buat ngepromosiin kamu buat cari pacar."
"Buset dah, Ibu, kok SCTV?"
"Gaktau tuh author," buset gue lagi yang salah! "Enggak canda, soalnya kan di SCTV banyak FTV siapa tau kamu bisa jadi supirnya mbaknya, terus jadi pacarnya mbak-mbaknya."
Aksa menepuk jidat, karena ke-tidak-masuk-akalan ide emaknya. Lalu Aksa beranjak dari tempat tidurnya.
"Mau kemana mas?"
"Cari mangsa buat Aksa Hap, kek Saipul Jamil."
"Aksa!" teriak ibunya khawatir.
"Cari makan bu udah jam 8 ini Aksa laper."
"Aksa!" teriak ibunya khawatir.
"Cari makan bu udah jam 8 ini Aksa laper."
"Oh iya, telat bangun seh, udah habis dimakan dek Nisa, sama kak Dinda."
Aksa pergi keluar untuk mencari makan. Dan berpikir emang bener apa yang dikatakan ibunya. Dia belum di Usia Gawat Darurat buat mencari pasangan, jadi kenapa Aksa harus terburu-buru?
Aksa coba kembali berpikir dengan jernih, menghilangkan rasa buru-burunya buat cari pasangan. Sepulang cari makan Aksa mengambil HP-nya.
"Han, kemaren maaf ya, gue gak jadi ngutuk cewek lu itu cowok. Paling cuman siluman cowok."
"Hahaha, brengsek, minta maaf macam apa lu!"
0 komentar:
Posting Komentar