Pulang selalu membuat Aksa lebih baik,
dengan beberapa cerita yang dia dapat dari teman, maupun pesan dari ibunya.
Kepulangan Aksa ke Bogor disambut Rehan temannya.
"Ini nih, si bocah
terkutuk!" sambut Rehan.
"Ini nih, temen pembawa
sial," balas Aksa.
Flashback sedikit kebelakang kalau
emang Aksa kemarin dikutuk jomblo, dan Rehan datang bak seorang pahlawan.
Ngenalin Aksa beberapa cewek, dan sayangnya cewek yang dikenalin Rehan gak ada
yang beres.
Ajeng yang terlalu percaya hal-hal
mistik, dan Retno eh Ratno yang ternyata dia adalah cewek transgender, bukannya
jadi obat pelipur lara, justru jadi wanita pembawa nestapa.
"Lu mau gue kenalin lagi nggak,
Sa?" tawar Rehan, saat perjalanan menuju kosan.
Aksa hanya menderham, tidak terlalu
menggubris omongan Rehan.
"Sa.."
"Enggak, lu pasti nipu
lagi."
"Tapi, ini..," belum selesai
Rehan ngomong Aksa udah sewot untuk menolak.
Sampai 15 menit perjalanan menuju
kosan "Kalau sekarang mau nggak?"
"Enggak, lu pasti nipu
lagi."
Lalu setelah Aksa sampai dikos
"Kalau sekarang mau nggak, Sa?"
"Enggak, lu pasti nipu
lagi."
Sampai pada akhirnya Rehan pamit
pulang "Kalau sekarang mau nggak, Sa?"
"Hmmm, oke boleh."
"Hee, dasar," Rehan melempar
kaos kaki busuknya ke muka Aksa.
Rehan duduk disamping Aksa dikasur,
dia menunda kepulangannya untuk memperkenalkan temen ceweknya ke Aksa (LAGI).
.
"Ini beres kagak? Lu ngasih gue
kenalan tapi gak ada yang beres. Kirim KTP juga dong, jangan-jangan dia cowok
kayak Ratno!" keluh Aksa.
"Enggak, santuy. Gue kenal ini
anak dari awal masuk kuliah kok," jawab Rehan sambil terus mengutak-atik
HP-nya.
Setelah lama mngutak-atik HP-nya Rehan
melihat Aksa, beberapa kali setelah melihat HP-nya. Rehan memangku kepalanya
dengan sebelah tangannya, seakan sedang berpikir dan membayangkan sesuatu.
"Kayaknya gak jadi gue kenalin
deh, Sa."
"Lah, lu PHP, napa gak
jadi!!!??" tanya Aksa kesal.
"Dia terlalu cakep buat elu, Sa,
ntar lu ditinggalin lagi gimana?"
Aksa menempuk pundak Rehan dengan
keras "Sakit bege!" teriak Rehan kesakitan.
"Lu ngomong kayak gitu juga
sakit, Han. Jadi lu ngomong kalau gue jelek gak cocok sama tuh cewek yang
cakep, lu niat ngenalin gak?"
"Kok lu emosi, mau dikenalin
gak?"
"Yaudah maaf," kata Aksa
sambil menjabat tangan Rehan.
"Cium," Rehan mengangkat
tangannya, lalu Aksa mencium tangan Rehan "Gitu dong, pinter,"
setelah mengelus rambut Aksa, Rehan memperlihatkan foto cewek untuk dikenalkan
ke Aksa.
"Dih, iya, cakep banget. Mau gak
ya sama gue?" Keluh Aksa.
"Bro, cewek itu gak butuh cowok
yang ganteng," kata Rehan sambil menepuk pundak Aksa.
Aksa menatap Rehan dengan mata
berkaca, seolah temannya meyakinkan sahabatnya. Aksa tersenyum "Tapi cewek
butuh Aksa-kan?"
"Gak juga sih," sesaat
setelah itu HP Rehan berdering "Hallo sayang, ada perintah apa kok
tiba-tiba nelpon?- Oh iya, siap-siap, aku meluncur 5 menit lagi- Oke bye, I
love you" Rehan kembali menatap Aksa "Cewek itu butuh Bucin, udah ya
gue mau nganter doi ke kamar mandi."
"Ha? Ngapain lu nganter dia
kekamar mandi!?"
"Iya kamar mandinya lagi rusak,
dia mau kencing di POM katanya, dah ya ntar gue kenalin deh sama Tika, ini
cewek namanya Kartika, oke?"
Aksa heran, betapa bucinnya Rehan
sampe kekamar mandi aja mesti ditemenin.
Setelah Rehan pergi, Aksa merebahkan
badannya diatas kasur. Beristirahat setelah perjalanan pulang keperantauan.
Sesaat kemudian Aksa memejamkan matanya.
"Kartika ya, hmm mau gak ya sama
gue," gumamnya dalam hati. Lalu dia tertidur.
- Bersambung,
0 komentar:
Posting Komentar