Selasa, 10 April 2018

ANTARA ADINDA DAN KAKANDA

Ada beberapa usaha move on yang pernah gue lakuin. Salah satunya ketika gue masih SMA. Gue inget banget waktu itu gue 3 bulan putus, dan hmmm masih kontakan walaupun jarang.

kebetulan juga gue juga deket sama seseorang. Adek kelas gue. Satu Organisasi pula, dan kebetulan gue ketuanya. Dan kebetulannya lagi, dia juga habis putus sama pacarnya.

Organisasi gue sering menghabiskan waktu sepulang sekolah sampai menjelang magrib diBeskem, dan biasanya yang paling akhir pulang salah satunya adalah gue, dan sicewek ini.

Perkenalkan namanya Riris " Mas!!" teriaknya merengek ketika suasana Basecamp udah mulai sepi.

" Paan sih, Ris!" jawab gue kesel.

" Dia loh, katanya cuman sayang aku tok," kata Riris sambil menendang-nendang gue.

" Ya, bagus dong kalau dia emang bilang gitu, emang mau sayang siapa lagi kan elu pacarnya?"

" Ini nih!," Riris menyodorkan ponselnya. Terlihat sebuah e-mail pesan dikirim ke cewek bernama Jessica " Aku sayangnya cuman sama kamu, Jes :*" Muka Riris mula gak jelas, bibirnya dimanyunin, alisya mengernyit, dan wajahnya merah " WAKTU DIA NGOMONG GITU KE AKU DIA GAK PAKE EMOT ':*', JESSICA INI SIAPA MAS!!??"

Gue memandang heran wajah Riris " Yamana gue tau, Ris. Tanya dong sama Dion, kan dia pacar elu."

" Kemarin, sekarang enggak," jawabnya ketus.

" Ya..," gue bingung mau ngomong apa " Ya apa? He? Kenapa sih, cowok itu gitu, katanya cuman sayang aku doang, nyatanya ngobralin cinta kemana-mana, mas, denger ya, cowok itu gak lebih dari tanktop di WTC yang mengobral cintanya kesemua cewek!" tiba-tiba Riris udah sewot aja sebelum gue ngelanjutin ngomong gue.

" Ya.. sama, gue juga baru aja putus 3 bulan lalu, nih bekasnya masih ada!" kata gue sambil nunjuk ke dada.

" Mana ada, dada tepos gitu luka darimana!"

" Tapi ini sakit loh, beneran, coba deh sentuh."

Riris melempar sapu kearah gue, pas kena dada gue " Aduh!! lu cewek kok serem amat sih, kek mamanya Sinchan!"

" Wekkk!!!" balas Riris sambil melet-melet " Biar tambah sakit, biar tau tuh cowok sakitnya gue kayak gimana."

" Lah kok ke gue?"

" Yakan lu kaumnya, tanggung juga dong dosanya!"

Berawal dari situ, gue mulai deket sama Riris. Gue sering cerita-cerita ketika semua orang udah pergi, gue berusaha menenangkan emosinya, Riris pula mencoba menerima nasihat dari gue.

Sampai ketika saat gue udah mulai masuk kuliah. Gue keterima kuliah di Brawijaya Malang, dan gue harus segera ke Malang buat mindahin barang, dan persiapan buat Ospek.

" Mas, nanti jarang kesini lagi, dong? Udah kuliah niye sekarang," kata Riris disaat terakhir gue ketemu dibasecamp.

" Iya nih, lu gak galaukan ya, kalau gue kuliah nanti? Kan gak ada yang nemenin lu curcol lagi?"

" Apaan sih," Riris melempar kerikil ke gue.

" Eh dasar bringas!"

" Hahaha!" Riris tertawa " Mas, punya nomer aku gak?"

" Enggak, kalau BBM ada."

" PING!! Me ya, Mas," katanya sambil tersenyum.

Gue mengangguk, senyum sok cool. Lalu berpamitan.

Kita berdua tetep kontakan lewat BBM. Dia udah gak galau, begitupun gue yang udah gak galau lagi. Sampai ketika saat itu dibula hujan, bulan November, gue telat bangun, hujan deres banget, dosennya lagi dosen yang killer, saking takutnya gue berangkat. Pake kaos, celana jeans make jaket.

Gue berangkat buru-buru. Jalan yang gue lewatin udah kayak kolam renang. Mungkin bisa buat gue renang kalau gue masih berumur 5 tahun.

Malapetaka terjadi, gue jatuh dijeglongan*, HP gue kerendem air, dan membuatnya jad error, tiba-tiba flashnya nyala, membuat gue jadi Ironman yang lampunya diselangkangan. Badan gue basah kuyup, dan gak seorangpun nolong gue saat itu. Akhirnya gue balik arah, lalu pulang kekostan.

" Udin!! HP gue kenapa ini?!!" tanya gue panik pada Udin temen sekostan gue yang paham tentang HP.

" Bego lu Ya!! Matiin sekarang, Matiin gak!!" perintah Udin.

Gue langsung matiin HP gue, " Udah biar garing," tambah Udin.

gue tunggu sampe garing, tapi apalah daya, namanya juga malapetaka. Gak bisa dihindari. Gue gak bisa lagi kontakan sama Riris lewat BBM. Untungnya gue masih punya HP yang bisa gue pake buat sms-an.

Gue menyambung hidup bareng Riris melalui sms. Tapi, lama kelamaan pulsa Riris habis " Mas, pulsa aku habis, aku bales kalau aku udah beli pulsa ya."sms Riris dengan nomer yang berbeda.

" Oke" Bales gue.

Akhirnya gue mengurangi intensitas sms Riris, karena takut pulsanya habis. Berujung gue jad jarang kontakan sama Riris.

Kurang lebih 1 bulan gue udah jarang kontakan. Gue rasa dia udah ada yang lain. Sampai gue denger kabar kalau dia sakit.

Gue bingung, dan ke PD-an, apa dia sakit gara-gara gue ya? Gue langsung kekontaer beli pulsa. Lalu langsung Nelpon Riris.

Dan ternyata dia kena demam. Gue menghela nafas, dan merasa lega ketika bisa ngobrol bareng Riris lagi. Gue berisiatis buat sesuatu sebagai penyemangat Riris.

Gue buat semacam Video buat Riris. Lalu gue kirim ke e-mailnya. Denger-denger sih, Video gue dia upload di path-nya.

Lalu setelah itu, gue berusaha kontakan lagi. Dikostan ada laptop, dan ada wifi. Gue tau kalau Riris aktif twitter, jadi gue berusaha ngontak dia by twitter. Hingga akhirnya kami deket lagi.

beberapa bulan kemudian, gue nembak dia.

" Dek, hmm.. gimana ya?" Dm gue sebelum gue nembak Riris.

" Apa mas?" balasnya.

" Kamu gak ada pikiran buat jadian sama aku?"

" Ha?? Ini gak dibajakkan?? Mas gak bercandakan?"

" Enggak, ini aku kok," jawab gue dengan harapan dia bakalan menjawab " Iya"

Tapi sayangnya jawaban " Iya" hanya ada didalam harapan gue semata.

Gue kembali gak kontakan sama dia selama kurang lebih 1 bulan lag. Sampai dibulan April. Gue masih inget, saat itu seminggu sebelum Riris ujian, dia DM gue " Adinda mau Ujian, doain ya Kakanda :)"

" Oh, iya doa terbaik selalu buat kamu ya, Dek. Di pagi, malam, dan diantaranya. Semangat," jawab gue sok romantis.

" Makasih :)"

" Jadi yang kemarin?" tanya gue mencoba memastikan.

Tapi twitter gue malah diblock. Rusak sudah semuanya.

Sekarang, 2 tahun udah berlalu. Gue denger dia udah punya pacar yang satu pekerjaan sama dia. Riris sekarang jadi polisi. Sering masuk di Instagram Polisiwanita atau apalah itu, dan gue sering stalking kehidupannya.

Dari " Kakanda"mu dimasa lalu, semoga kamu bahagia " Adinda"

0 komentar:

Posting Komentar